BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Drama berasal dari bahasa yunani yang berarti perbuatan atau gerakan. Dalam perkembangan selanjutnya yang dimaksud drama adalah bentuk karya sastra yang berusaha yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak percakapan di atas panggung ataupun suatu karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat dipentaskan. Oleh karena itu, dalam naskah drama selain percakapan pelaku berisi pula penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan pelaku, peralatan yang dibutuhkan, penataan pentas atau panggung, music pengiring dan lain-lain.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan pantas untuk diucapkan di atas panggung.
Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis, melaiknkan bahasa tutur. Pilihan kata (diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.
Dialog dalam sebuah dramapun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan bahasa. Namun nulai estetis tersebut tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu, dialog harus hidup. Artinya, dapat mewakili tokoh yang dibawakan. Untuk itu observasi di lapangan perlu dilakukan untuk membantu menulis dialog drama agar realistis.
B. Rumusan Makalah
Pembahasan menyangkut masalah drama dalam karya sastra sangatlah komplek. Untuk itu penulis hanya mengambil permasalahan dengan beberapa pokok pembahasan sebagai berikut:
1. Unsur-unsur drama dalam karya sastra.
2. Mementaskan naskah drama.
C. Tujuan
Dalam karya makalah ini penulis mempunyai tujuan di antaranya:
1. Untuk mengetahui apa sajakah ysng trmsduk unsur-unsur drama dalam karya sastra?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mementaskan naskah drama serta tahapan-tahapan pementasan drama?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur Drama Dalam Karya Sastra
Drama dalam bentuk karya sastra yang melukiskan kehidupan manusia melalui lakuan atau dialog. Drama diproyeksikan di atas pentas sebagai seni pertunjukan. Hakikat drama adalah dialog dan konflik yang bersifat hakiki. Dialog adalah percakapan tokoh dengan tokoh lainnya. Adapun macam-macam drama adalah:
1. Tragedi adalah drama yang diwarnai kesedihan
2. Komedi adalah drama yang diwarnai kegembiraan
3. Tragedi-komedi adalah drama gabungan antara drama tragedi dan komedi
4. Pantonim adalah drama yang hanya menampilkan mimik dan gerak
Adapun unsur-unsur drama antara lain:
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah drama di dalam drama itu sendiri. Berikut adalah uraian unsur intrinsik drama:
a. Tokoh
Tokoh adalah orang yang berperan dalam suatu drama. Dalam drama tokoh diperankan oleh seorang actor. Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita tokoh dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:
1) Tokoh protagonis
Adalah tokoh yang membangun cerita, biasanya ada satu atau dua figure tokoh protagonist utamayang dibantu oleh tokoh-rokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita.
2) Tokoh antagonis
Adalah tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita beberapa figure pembantu yang ikut menentang cerita.
3) Tokoh tritagonis
Adalah tokoh pembantu, baikuntuk tokoh protagonist maupun untuk tokoh antagonis. Watak seorang tokoh dalam drama dapat dilihat dari ucapan-ucapan. Seorang tokoh dapat diketahui usia, latar belakang sosial, moral dan suasana kejiwaan.
b. Alur/Plot
Adalah rangkaian peristiwa dalam drama. Alur dalam drama dibagi dalam babak-babak dan adegan-adegan.
c. Amanat
Adalah pesan penulis naskah drama kepada pemirsa
d. Akting
Adalah perilaku pemain di panggung
e. Latar atau Setting
Adalah penjelasan tentang suasana tempat dan waktu yang ada dalam pertunjukan drama bila dipentaskan. Latar diwujudkan dalam:
1) Tata panggung
2) Tata sinar
3) Tata bunyi
f. Percakapan
Percakapan dalam drama dibedakan atas:
1) Prolog : percakapan awal sebagai pembuka pertunjukan drama
2) Monolog : percakapan sendiri
3) Dialog : percakapan dua orang atau lebih
4) Epilog : percakapan akhir sebagai penutup pertunjukan
g. Gerak atau Action
Gerak atau aksion dibedakan atas
1) Mimik : gerak raut muka
2) Pantomimik : gerak-gerik anggota tubuh
3) Blocking : posisi aktor di atas pentas
h. Tata Artistik
Adalah setting panggung
i. Konflik
Adalah masalah dalam drama
j. Tema
Adalah inti cerita
k. Perwatakan
Adalah watak tiap-tiap tokoh
2. Unsur Ekstinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur factor yang terjadi di luar drama, namun berkaitan dengan cerita drama tersebut. Adapun unsur yang dimaksud adalah:
a. Sosial budaya
b. Politik
c. Hankam
d. Agama
e. Ideologi
B. Mementaskan Drama
1. Penyampaian dialog naskah drama
Drama adalah karya sastra yang berbentuk dialog. Dialog tersebut tidak jauh beda dengan kehidupan sehari-hari. Perbedaan dalam drama dialog sudah diatur sebelumnya oleh penulisnya. Namun demikian, penyampaian dialog dituntut sewajar dan sealamiah mungkin. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian dialog naskah drama adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan bahasa yang meliputi pelafalan dan intonasi harus relevan. Pemeran tokoh dituntut memerankan tokoh secara total sesuai dengan karakter tokoh. Logat yang diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku (daerah), usia, dan status sosial tokoh yang diperankan.
b. Ketepatan ekspresi tubuh dan mimik muka dengan dialog. Misalnya ekspresi dan mimik muka merah, sedih, hembira dan lain-lain.
c. Menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan alamiah, serta dapat berimprovisasi di luar naskah.
d. Tekanan cepat lambatnya pengucapan suku kata dalam kalimat.
e. Tekanan tinggi rendahnya pengucapan suku kata dalam kalimat.
f. Pengucapan pengembangan, dapat dicapai dengan menaikkan atau mengurangi volume suara, tinggi nada dan kecepatan tempo suara.
g. Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik).
Selain hal-hal di atas ada hal lain yang tidak kalah penting yaitu menjiwai watak tokoh. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjiwai watak tokoh adalah sebagai berikut:
a. Membaca naskah drame dengan seksama, khususnya watak (karakter) tokoh yang akan diperankan sevara berulang-ulang.
b. Memahami ciri-ciri tokoh yang hendak diperankan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Ciri biologis, yaitu jenis kelamin, umur, tampilan fisik dan lain-lain.
2) Ciri sosiologis, yaitu mencakup pekerjaan, kelas sosial, latar belakang, status sosial masyarakat dan sebagainya
3) Ciri psikologis yang meliputi sifat-sifat, pandangan hidup, motivasi, keadaan betin dan lain-lain.
c. Memahami tema dan makna naskah drama dan aspek-aspek lain yang secara keseluruhan memerlukan pemahaman hubungan antar peran.
d. Berlatih berulang-ulang, menghayati emosi dan perkembangan psikologis tokoh yang diperankan secara berulang-ulang untuk mencapai kesesuaian antara karakter tokoh yang diperankan dengan akting dan vokal yang ditampilkan.
2. Tahapan pementasa drama
Dalam memerankan tokoh, diperlukan penghayatan isi dan jiwa cerita drama. Selain itu perlu memrhatikan petunjuk dalam naskah drama.hal ini dilakukan agar penggambaran karakter tokoh dan konflik yang timbul di dalamnya dapat dilihat. Untuk itulah, seorang pemain drama perlu memiliki kemampuan menirukan tingkah laku tokoh yang diperankan dengan wajar dan apa adanya. Untuk menirukan tokoh tentu saja melalui pengamatan tokoh dengan cermat, baik itu cara berpakaian, cara berbicara dan kebiasaan-kebiasaan lain dari tokoh yang diperankan.
Memainkan sebuah drama memerlukan pemahaman dan penghayatan drama dengan benar. Untuk itu diperhatikan petunjuk pemanggungan dan kalimat (dialog) tokoh cerita. Kalimat yang diucapkan harus sesuai dengan suasana yang dimaksud, begitu juga gerak yang dilakukannya.
Membaca drama memerlukan penghayatan dan teknik vocal yang baik. Pembaca drama tidak saja perlu memahami isi naskah, tetapi juga harus menghayati dan mampu mendialogkan sesuai karakter tokoh yang dimainkan. Dalam memerankan drama diperlukan sebuah proses kreatif dari semua pendukung. Proses dalam pementasan drama melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Menyusun naskah drama atau memilih naskah drama yang sudah ada.
b. Membedah secara bersama-sama isi naskah yang akan dipentaskan. Tujuannya agar semua calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan.
c. Reading, yaitu pemain membaca keseluruhan naskah sehingga mengenal masing-masing peran.
d. Casting, yaitu memilih peran yang sesuai dengan kemampuan akting pemain.
e. Mendalami peran yang dimainkan dengan pengamatan di lapangan.
f. Blocking, yaitu latihan secara lengkap mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
g. Gladiresik, yaitu latihan terakhir sebelum pentas.
h. Pementasan, pemain siap dengan kostum dan dekorasi panggung yang sudah lengkap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Drama merupakan karya sastra yang berbentuk dialog (percakapan) yang dipentaskan di atas panggung. Bayangan pentas di atas panggung berupa tiruan (mimesis) dari kehidupan sehari-hari. Dan pembicaraan yang ditulis pengarang naskah drama adalah pembicaraan yang diucapkan dan sesuai di atas panggung. Drama memiliki dua unsur. Yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah drama di dalam drama itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar drama namun berkaitan dengan cerita drama tersebut.
B. Saran
Drama yang termuat dalam karya sastra Indonesia ini memuat banyak unsur maupun tehap pementasan lainnya. untuk itu siswa maupun yang lainnya harus mempelajari masalah drama dalam pelajaran ini, supaya mereka mampu menganalisa maupun mengetahui bentuk-bentuk drama dan lainnya yang berkaitan dengan drama.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Sri. 2006. Kreative (Bahasa Indonesia XI B). Semarang: Viva Pakarindo
Ambarwati, Sri. 2006. Kreative (Bahasa Indonesia XII A). Semarang: Viva Pakarindo
Ambarwati, Sri. 2006. Kreative (Bahasa Indonesia XII B). Semarang: Viva Pakarindo
Indratti, Fatmi. 2002. Mefi SMP (Bahasa Indonesia IX B). Semarang: Mefi Caraka
No comments:
Post a Comment