MAKALAH
MAJAS DAN PERIBAHASA
Diajukan guna memenuhi tugas akhir
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Guru Pengampu: Sri Hastuti, S.Pd
Disusun Oleh:
Nama : UMI KHOLIFAH
Jurusan : IPS
MADRASAH ALIYAH MISBAHUL ULUM
PASUCEN-TRANGKIL-PATI
TAHUN 2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaiku Wr. Wb
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam tercurah untuk baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan untuk umat seluruh alam.
Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang sangat sederhana ini, sebagai pemenuhan ujian praktek Bahasa Indonesia.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ali Imron, S.Ag, selaku Ketua Yayasan Al-Istiqomah,
2. Bapak Ahmad Sufahadi, S.Pd.I. selaku Kepala Madrasah Aliyah Misbahul Ulum,
3. Ibu Sri Hastuti, S.Pd, Selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MA Misbahul Ulum,
4. Segenap Guru dan Karyawan Misbahul Ulum yang telah mengarahkan dalam penyelesaian makalah ini,
5. Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas semua bantuannya.
Segala daya dan upaya penulis lakukan untuk menyusun makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, serta kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan langkah penulis kedepan.
Sekian, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pasucen, 5 Februari 2011
Penyusun
ZULI ANIZAH
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengerian Majas 3
B. Macam-Macam Majas 3
1. Majas Perbandingan 3
2. Majas Pertentangan 4
3. Majas Pertautan 5
4. Majas Perulangan 6
C. Makna Majas 7
D. Memahami Majas 8
E. Menggunakan Peribahasa 8
1. Pepatah 9
2. Perumpamaan 9
3. Ungkapan 9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang majas dan peribahasa. karena majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang dipakai, majas merupakan bentuk sebuah ungkapan perasaan dari pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa. Disamping itu kita juga perlu memahami tentang majas, karena majas itu pemahaman, misalnya mencari majas personifikasi sebuah kalimat yang aneh terdengar. Karena majas ini, terjadi pergeseran makna yang dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas penginsanan. Di samping majas personifikasi , kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan,pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain.
B. Rumusan Makalah
Sebelum menerangkan tentang masalah majas dan peribahasa lebih lanjut, kita harus mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Majas itu?
2. Ada berapakah jenis majas itu?
3. Perubahan-perubahan makna apa sajakah yang terdapat dalam majas?
4. Apakah peribahaasa itu?
5. Terdiri dari berapakah peribahasa itu?
C. Tujuan
Maksud utama disusunnya makalah ini adalah guna memenuhi tugas bahasa Indonesia. Adapun tujuannya adalah:
1. Memahami tentang majas.
2. Belajar mengetahui tentang majas.
3. Memahami tentang peribahasa, pepatah, perumpamaan dan pemeo.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Majas
Majalah adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas sering disebut gaya bahasa.
B. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi
1. Majas Perbadingan
a. Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan banda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Contoh:
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jum’at pahing.
- Awan menari-nari di angkasa.
b. Perumpamaan/Simik
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai, bagaikan, seperti, ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya. Contoh:
Perhatika puisi berikut!
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
(dari padamu jua, karya Amir Hamzah)
c. Metafora
Adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Bedanya dengan simile, metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding. Contoh:
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
(dari AKU, karya Chairil Anwar)
d. Alegori
Adalah majas yang mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh. Contoh:
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksami mengarang
Biarpun ia diabaika orang
Seroja kembang gemilang mulia
(Sanusi Pane)
Dalam puisi teratai, penyair menyimbolkan Ki Hajar Dewantara dengan kuntum bunga teratai dengan maksud untuk menautkan ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita tokoh pendidikan tersebut.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan antara lain meliputi: hiperbola, litotes, ironi, dan paradoks.
a. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan berlebih-lebihan dengan maksud untuk mempertebal, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh:
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(dari DOA, Chairil Anwar)
b. Litotes
adalah majas yang mengurangi, mengecil-kecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri. Contoh:
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
c. Ironi
adalah majas yang menyatakan makna pertentangan dengan maksud untuk menyindir atau mengolok-olok. Contoh:
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.
d. Paradoks
adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh:
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia berbaring, tetapi bukan tidur sayang
(dari Pahlawan Tidak Dikenal, karya Toko Sudarto Bachtiar)
3. Majas Pertautan
Majas pertautan antara lain meliputi: metonimia, sinekdoke, alusia, dan ellipsis.
a. Metonimia
adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapae menyebut pencipa atau buatannya.bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud. Contoh:
- Dikebun binatang mereka terus berkodak. (berkodak: berfoto, ditautkan dengan nama salah satu merek kamera)
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam:
1) Pars protato, yaitu majas yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan. Contoh:
- dari jauh sudah terlihat batang hidungnya.
- dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung hidupnya
2) Totem Proparto, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud adalah sebagian. Contoh:
- Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis di Korea.
- Kampungku berpartisipasi dalam lomba voli tingkat kecamatan.
c. Alusia
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama. Contoh:
- Orang-orang ingin kembali memandangnya
(dari Pahlawan Tak Dikenal, karya Toto Sudarto Bachtiar)
d. Ellipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat. Contoh:
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musium Perjuangan, karya Taufiq Ismail).
4. Majas Perulangan
Majas perulangan meliputi: aliterasi, antana klasis, repetisi, paralesisme, dan kiasmus.
a. Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. Contoh:
Dengarkanlah dendang durjana
Lelaki tua putra Madura
(dari lagu Nelayan Selat Madura, karya Djawastin Hasugian)
b. Antana Klasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
Dan kegelapan,rimba sepi kejadian
(dari MIMPI, karya Abdul Hadi WM)
c. Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam baris yang sama. Contoh:
Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak berkawan.
(dari Dibawa Gelombang, karya Sanusi Pane)
d. Paralerisme
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda. Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapas
e. Kiasmus
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi. Contoh:
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya siang.
(dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)
C. Makna Majas
Di dalam bahasa Indonesia banyak terdapat perubahan-perubahan makna. Perubahan-perubahan itu antara lain:
1. Widereng, yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih luas dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
- Ibu, ibu yang dahulu sudah menikah, berlayar
2. Naureng (penyempitan), yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Madrasah Sekolah Agama
3. Ameliorasi, yaitu perubahan makna sekarang lebih baik (halus) dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Nelayan Pramuniaga
Pembantu Pramunisma
4. Peoratif, yaitu perubahan makna yang sekarang lebih rendah dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu : hamil, sekarang: Bunting
5. Senestesia, yaitu perubahan makna yang menjadi akibat pertukaran dua indra yang berbeda.
Contoh: mulut hati, menyakitkan.
D. Memahami Majas
1. Majas Personifikasi
Sebuah kalimat yang aneh terdengar dalam wacana di atas, yaitu, Krakatau Steel berteriak. Di sini terjadi pergeseran makna kata berteriak, berteriak dalam kalimat ini bukan mengeluarkan suara seperti manusia, berteriak. Tetapi berteriak dalam arti meminta perhatian semua pihak. Pergeseran makna seperti itu dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas personifikasi atau majas penginsanan.
2. Majas Metafora
Di samping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan, pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain. Misalnya: “terjadi perang karya”. ‘Perang’ itu merupakan pertentangan perlawanan yang sangat kat. Jadi ‘perang karya’ merupakan metafora.
E. Menggunakan Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa terbagi dalam tiga jenis, yakni pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Jadi, dalam hal ini ungkapan merupakan bagian dari peribahasa.
1. Pepatah
Adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran. Contoh:
- Datang tanpak muka perhi tampak punggung
(artinya: hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang maupun pergi)
- Sepala-pala mandi biar basah
(artinya: mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan separu-separuh)
2. Perumpamaan
Adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa perbandingan. Ciri utama perumpamaan adanya kata-kata: sebagai, bagai, laksana, bak, seumpama, umpama, atau sejenisnya. Contoh:
- Bagai air di daun talas, dikiaskan kepada orang-orang yang tidak tetap hatinya atau pendiriannya, mudah berubah pendiriannya.
- Bagai membendarkan diri ke bukit, artinya: mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
3. Ungkapan
Adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan maksud dengan arti kata kiasan. Seperti: melihat bulan, datang bulan, bulan madu, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah dibahas pada bab kedua, dapat disimpulkan bahwa
1. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas dalam bentuk tulisan atau lisan. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.
2. Jenis-jenis majas dibagi menjadi menjadi 4, yaitu:
a. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingskan sesuatu dengan yang lain. Antara lain: personifikasi, simik, metafora, dan alegori.
b. Majas pertentangan, antara lain: hiperbola, litotes, ironi, dan oksimarom.
c. Majas pertautan, antara lain: metonemia, sinekdoke, alusia, eufimisme, ellipsis, dan inversi.
d. Majas perulangan, antara lain: aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan paralelisme.
3. Di dalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat perubahan-perubahan makna, perubahan-perubahan makna antara lain: widereng, naureng (penyempitan), ameliorasi, peoratif, dan sinestesis.
4. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ada tiga jenis,yaitu: pepatah, perumpamaan, dan ungkapan.
5. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan, yaitu membandingkan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-oleh, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpamanya.
B. Saran
majas merupakan bahasa yang kias. sebagai mana telah banyak diketahui penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. jadi, selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami betulapa itu majas dan makna majas itu sendiri. oleh karena itu majas perlu juga pemahaman-pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten: Viva Pakarindo
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai Pustaka
sumber lain:
http://titiekindonesia.blogspot.com/2009/04/majas-dan-peribahasa.html
No comments:
Post a Comment