Tekno Crazy
NEW EXPERIMENT AND COMMUNITY
Tuesday, 8 December 2015
Cara Memindahkan Aplikasi Android ke Micro SD
mempunyai ponsel dengan OS android memang menyenangkan karena banyak aplikasi yang bisa kita download di smartphone kita, tapi kadang keterbatasan memori pada smartphone kita membuat segalanya menjadi sulit, nah untuk itu kita perlu menambahkannya dengan memori eksternal, dengan demikian kita bisa menyimpan aplikasi yang kita unduh untuk kita simpan di memori eksternal atau Micro SD Card.
Nah, Jika Anda memiliki smartphone Android yang sudah menggunakan Android 5.0 Lollipop atau Android 6.0 Marshmallow, maka proses memindahkan aplikasi ke sebuah Micro SD card adalah hal yang sangat mudah. tapi jangan khawatir saya juga sudah mencoba untuk Android Jellybean dan kitkat.
Pertama-pertama yang perlu kita lakukan adalah memastikan Micro SD card yang ingin kita gunakan sudah masuk ke smartphone. Jika kita hendak membeli sebuah Micro SD card baru, sebaiknya periksa kapasitas maksimal Micro SD card yang dapat digunakan oleh smartphone kita.
So, kitatidak mau membeli Micro SD card dengan kapasitas 256 GB saat smartphone kita hanya dapat menggunakan Micro SD card dengan kapasitas 64 GB.
mula-mula buka menu Settings dan pilih menu Apps. Lalu, pilih aplikasi atau game yang ingin kita pindahkan ke Micro SD card. kita akan melihat banyaknya memori yang digunakan oleh aplikasi tersebut. Di sini, kita juga akan melihat tombol 'Clear data' dan 'Move to SD card'. Untuk memindahkan aplikasi, kita cukup menekan tombol 'Move to SD Card'.
Seperti yang dapat kita lihat pada gambar di atas, jika tidak ada Micro SD card pada smartphone Anda, maka tombol 'Move to SD card' akan berwarna abu-abu muda. Sebaliknya, jika ada SD card pada smartphone, maka tombol tersebut akan berwarna abu-abu tua.
Jika kita ingin memindahkan sebuah aplikasi atau game dari SD card ke memori internal ponsel, maka kita dapat mengulangi langkah di atas. Hanya saja, tombol yang harus Anda pilih adalah tombol bertuliskan 'Move to Phone'.
Saturday, 26 September 2015
Perahu Layar - Misbahul Ulum Marching Band Pasucen
ini dia MISBAHUL ULUM MARCHING BAND dalam melantunkan lagu PERAHU LAYAR versi jazz
Sunday, 26 April 2015
Sunday, 8 January 2012
Wednesday, 23 March 2011
Bintu Ali Shodikin
Dia gadis cantik, Sholehah, Anggun, Putih,,, dan lain-lain, pokoknya idaman semua cowoklah... akhir-akhir ini, si cantik ini menjadi brand topic di kampung kami, lebih-lebih di dunia maya (Facebook). di kampung kami dia dikenal dengan nama Bintu Ali Shodikin, tidak perlu menyebut nama aslinya, di kampung kami pasti mengenalnya, apalagi para pemudanya. dia itu... Brain, Beauty and Behaviour. lihatlah senyumnya... hmmmmm begitu menggoda... selanjutnya terserah anda.
Saturday, 26 February 2011
Makalah Mengembangkan Mina Baca
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kalau pendidikan diyakini sebagai penentu kemajuan bangsa, maka aspek penting dari pendidikan tersebut adalah pengembangan minat dan kegemaran membaca merupakan salah satu tolak ukur meningkatnya mutu pendidikan.
Karena yang kami lihat dari berbagai kalangan banyaknya remaja yang suka membaca dapat dihitung jari (populasinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan remaja yang kurang berminat dalam membaca)baik buku-buku cerita maupun tentang berita. Sebab kebanyakan remaja lebih mengutamakan kesenangan semata dari pada untuk membaca. Penyebabnya masih sedikitnya TBM (Taman Baca Masyarakat), sehingga minat baca bagi remaja menurun.
Dengan adanya kualitas pendidikan yang telah maju, akan dapat menciptakan minat baca yang tinggi. Sebaliknya kualitas pendidikan yang rendah akan menyebabkan rendahnya minat baca. Karena itu, dalam makalah ini, penulis akan membicarakan, kenapa pengembangan minat baca itu penting dan berpotensi sebagai peningkatan prestasi bagi para remaja, sebab sebagian besar kecerdasan seseorang adalah dimulai dari tingkat membacanya yang untuk menunjang cita-cita masa depan yang cemerlang.
B. Rumusan Masalah
Dalam pendidikan yang telah maju akan dapat menciptakan minat baca yang tinggi. Sebaliknya, kualitas pendidikan yang rendah akan menyebabkan rendahnya minat baca. Karena itu, dalam makalah ini, penulis akan membahas:
1. Kenapa pengembangan minat baca santa penting?
2. Benarkah pengembangan minat baca dapat menjadi kunci untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul di masa depan.
C. Tujuan
Dalam makalah ini penulis mempunyai tujuan di antaranya adalah:
1. Penulis ingin mengetahui seberapa pentingnya meningkatkan kegemaran membaca bagi remaja.
2. Penulis ingin mengamalkan pada diri penulis sendiri dan juga para remaja lainnya menyangkut tentang minat baca ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Minat dan Baca
Sebelum melangkah dalam pembahasan pokok masalah, ada baiknya penulis uraikan beberapa pengertian dari kata-kata kunci agar terdapat persamaan persepsi di antara kita.
Kata-kata kunci dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Minat
a. Kecenderungan hati terhadap sesuatu
b. Gairah
c. Keinginan
2. Baca
a. Melihat serta memahami isi dan apa yang tertulis
b. Mengeja
Menurut pengertian di atas, maka minat baca dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat yang disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.
B. Menanamkan Minat Baca Pada Remaja
Ada sepuluh alas an mengapa minat baca harus ditumbuhkembangkan pada remaja atau anak usia sekolah pada umumnya.
1. Remaja harus gemar membaca agar mereka dapat membaca dengan baik dan mahir. Mereka akan bersedia menggunakan sebagian waktunya untuk membaca jika mereka memang gemar membaca.
2. Anak-anak gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Mereka akan berbicara, menulis dan memahami gagasan rumit secara lebih baik.
3. Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas keragamannya, yang membuat dalam segala hal menjadi lebih mudah.
4. Di tingkat Sekolah Menengah Umum (SLTA) nantinya hanya anak-anak yang gemar membaca dan mempunyai ketrampilan bahasa yang dapat unggul dan menonjol dalam setiap bidang.
5. Kemampuan baca yang istimewa dan terlatih kemungkinan besar dapat mengatasi rasa tidak percaya diri anak terhadap kemampuan akademik mereka. Karena mereka akan mampu menyelesaikan pekerjaan sekolah hanya dengan menyediakan waktu dan sedikit energi emosional mereka dan juga sebaliknya.
6. Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak
7. Membaca dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih sayang. Membaca menjadi sarana untuk membawa anak-anak ke dalam ribuan pola kehidupan yang berbeda yang akan membuat mereka dapat memahami kehidupan ini dengan segala menyeluruh,
8. Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan. Betapapun dunia tempat tinggal anak yang luasnya terbatas, tetapi dengan membaca mereka dapat pergi kemana pun dan memimpikan apapun.
9. Anak-anak yang gemar membaca mampu mengembangkan pola berfikir kreatif dalam diri mereka. Mereka tidak hanya mendengar informasi, akan tetapi, juga belajar untuk mengikuti argumen-argumen yang kaya dan mengikuti alur pemikiran yang beragam.
10. Kecintaan membaca adalah salah satu kebehagiaan utama dalam hidup.
C. Minat Baca Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Salah satu dari bukti bahwa kegiatan membaca merupakan hal penting adalah apa yang tersurat dalam surat Al-Alaq ayat 1:
Artinya: “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”
Dari pesan ayat tersebut, dapat difahami bahwa aktifitas membaca mendapatkan nilai tinggi dan posisi terhormat dalam bidang agama. Dengan membaca berarti seseorang dapat mensyukuri anugerah akal fikiran dan penglihatan yang dikaruniakan kepadanya. Mensyukuri nikmat akal fikiran berarti seseorang harus menggunakan akal fikiran tersebut untuk hal-hal yang positif, seperti: berfikir, belajar merenungkan sesuatu yang mengembangkan kemampuan kecerdasan dari akal fikiran itu. Sedangkan membaca adalah sarana dari segala proses aktifitas kecerdasan tersebut.
Karena dengan membaca, seseorang dapat menerima atau memperoleh informasi, memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kecerdasan. Hanya dengan membaca pula, manusia dapat meningkatkan pengetahuannya. Dengan memiliki pengetahuan itu, manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Dengan ungkapan lain, membaca dapat mengubah kualitas manusia yang berkualitas rendah dapat diubah menjadi kualitas yang unggul, yang bodoh dapat diubah menjadi pintardan yang berwawasan sempit dapat diubah menjadi berwawasan luas.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka dapat dipisahkan dari aspek pengembangan minat baca. Karena sumber daya manusia yang baik dan berkualitas bersumber pada insan-insan yang gemar membaca.
D. Mengapa Pengembangan Minat Baca Mesti Berpengaruh Terhadap Kualitas SDM?
Pertanyaan ini dapat dijelaskan dengan akal fikiran berikut ini: sebagaimana kita ketahui, factor-faktor yang diperlukan untuk menciptakan SDM berkualitas adalah:
1. Sehat; jasmani dan rohani
2. Profesional; cakap dan terampil sesuai profesinya
3. Wawasan luas; kaya akan pengetahuan, pandangan luas dan daya akan pengalaman, sehingga tidak akan berpendapat sempit
4. Motivasi tinggi; sehingga mencintai pekerjaannya
5. Mempunyai etika kerja; disiplin, tanggung jawab, jujur, loyal, serta mempunyai sopan santun.
Wawasan yang luas bukan hanya dipelukan untuk menciptakan SDM yang berkualitas, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang mempesona. Sebagaimana untuk menciptakan pribadi yang mempesona hatrus memenuhi faktor, yaitu Beauty, Brain dan Behavior.
Beauty dimaksudkan sebagai kecantikan yang bukan hanya dari luar, melainkan kecantikan yang juga dari dalam, kecantikan yang terpancar dari dalam batin. Sedangkan Brain di sini diartikan cerdas dan punya wawasan luas. Behavior dimaksudkan sebagai suatu kepribadian yang kuat dan selalu berfikir positif.
Dengan demikian jelaslah bahwa untuk mempunyai kepribadian yang mempesona, untuk menjadi SDM yang berkualitas bahkan untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan diperlukan unsur-unsur antara lain wawasan yang luas. Sedangkan wawaasan yang luas dapat dicapai dengan pendidikan dan banyak membaca.
Sedangkan dalam konteks global, persaingan bangsa dapat diketahui bahwa bangsa yang maju dan memenagkan persaingan global adalah bangsa yang memiliki SDM yang berkualitas sebagai hasil dari minat baca yang tinggi. Sebab kebanyakan dalam kendaraan umum dalam bis kota atau kereta api akan ditemukan orang-orang yang tetap membaca sekalipun dalam kondisi berkelanjutan dan pedesaan.
Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat minat dan kegemaran membaca orang-orang Jepang antara lain jumlah judul buku yang terbit dengan pola yang sangat tinggi pertahunnya. Misalnya pada tahun 1992, judul buku yang terbit tidak kurang dari 45.595 judul dengan tiras 1,4 miliar ekslempar. Sementara di Indonesia, jumlah judul buku yang terbit setiap tahunnya sekitar 5000 judul, dengan tiras rata-rata sebanyak 3000 ekslempar.
Contoh lain lagi adalah apa yang terjadi di negeri jiran Malaysia. Tingkat minat baca di negeri tetangga kita itu amat tinggi. Apalagi didukung oleh kepedulian penuh pemerintah Malaysia dalam meningkatkan SDM. Tidak aneh apabila Malaysia berani memploklamirkan diri sebagai salah satu Negara ASEAN yang memiliki SDM paling berkualitas di kawasan ini.
Data statistik tahun 1996 menyebutkan bahwa dalam 10 tahun terkhir ini Indonesia baru meneritkan 2.500 judul buku. Sementara di Malaysia penduduknya sepersepuluh dari Negara kita sudah memproduksi 9.600 buku.
Karena banyak cara yang dilakukan masyarakat Malaysia untuk menggerakkan warganya agar gemar membaca. Meskipun melalui media TV, radio, buku, surat kabar, majalah, bulletin, brosur yang relevan. Malaysia mempunyai lima prinsip untuk meningkatkan minat baca yaitu: knowledge minded (cinta pengetahuan), innovating minded (cinta perubahan), reflektif, kreatif dan proaktif.
Satu hal lagi yang patut dicatat dari Malaysia adalah tingkat keseriusandan profesinalisme dalam mengelola perpustakaan, karena dengan kerja keras kita akan mendapat hasil yang maksimal dan memuaskan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan minat baca terbukti menjadi kebutuhan yang khusus untuk menciptakan dan meningkatkan sumber daya manusia. Dalam skala mikro (sekolah), minat baca memiliki andil besar terhadap upaya peningkatan mutu suatu lembaga pendidikan, bahkan dapat menutupi kelemahan-kelemahan yang dimiliki lembaga tersebut.
B. Saran
Untuk memulai mengambangkan minat baca bagi remaja adalah membaca dari berbagai komik-komik yang lebih singkat. Sehingga lama-kelamaaan kita akan ketergantungan untuk selalu membaca. Maka dari itu, kita sebagai pelajar, tanamkan minat baca mulai sekarang, sebab membaca sebagai penunjang untuk mencapai tujuan yang ada di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
-http://id.wikipedia.org/wiki/minat_baca
-http://muslich-m.blogspot.com/2008/04/mengembangkan-minat-baca-bagi-remaja.html
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kalau pendidikan diyakini sebagai penentu kemajuan bangsa, maka aspek penting dari pendidikan tersebut adalah pengembangan minat dan kegemaran membaca merupakan salah satu tolak ukur meningkatnya mutu pendidikan.
Karena yang kami lihat dari berbagai kalangan banyaknya remaja yang suka membaca dapat dihitung jari (populasinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan remaja yang kurang berminat dalam membaca)baik buku-buku cerita maupun tentang berita. Sebab kebanyakan remaja lebih mengutamakan kesenangan semata dari pada untuk membaca. Penyebabnya masih sedikitnya TBM (Taman Baca Masyarakat), sehingga minat baca bagi remaja menurun.
Dengan adanya kualitas pendidikan yang telah maju, akan dapat menciptakan minat baca yang tinggi. Sebaliknya kualitas pendidikan yang rendah akan menyebabkan rendahnya minat baca. Karena itu, dalam makalah ini, penulis akan membicarakan, kenapa pengembangan minat baca itu penting dan berpotensi sebagai peningkatan prestasi bagi para remaja, sebab sebagian besar kecerdasan seseorang adalah dimulai dari tingkat membacanya yang untuk menunjang cita-cita masa depan yang cemerlang.
B. Rumusan Masalah
Dalam pendidikan yang telah maju akan dapat menciptakan minat baca yang tinggi. Sebaliknya, kualitas pendidikan yang rendah akan menyebabkan rendahnya minat baca. Karena itu, dalam makalah ini, penulis akan membahas:
1. Kenapa pengembangan minat baca santa penting?
2. Benarkah pengembangan minat baca dapat menjadi kunci untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul di masa depan.
C. Tujuan
Dalam makalah ini penulis mempunyai tujuan di antaranya adalah:
1. Penulis ingin mengetahui seberapa pentingnya meningkatkan kegemaran membaca bagi remaja.
2. Penulis ingin mengamalkan pada diri penulis sendiri dan juga para remaja lainnya menyangkut tentang minat baca ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Minat dan Baca
Sebelum melangkah dalam pembahasan pokok masalah, ada baiknya penulis uraikan beberapa pengertian dari kata-kata kunci agar terdapat persamaan persepsi di antara kita.
Kata-kata kunci dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Minat
a. Kecenderungan hati terhadap sesuatu
b. Gairah
c. Keinginan
2. Baca
a. Melihat serta memahami isi dan apa yang tertulis
b. Mengeja
Menurut pengertian di atas, maka minat baca dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat yang disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.
B. Menanamkan Minat Baca Pada Remaja
Ada sepuluh alas an mengapa minat baca harus ditumbuhkembangkan pada remaja atau anak usia sekolah pada umumnya.
1. Remaja harus gemar membaca agar mereka dapat membaca dengan baik dan mahir. Mereka akan bersedia menggunakan sebagian waktunya untuk membaca jika mereka memang gemar membaca.
2. Anak-anak gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Mereka akan berbicara, menulis dan memahami gagasan rumit secara lebih baik.
3. Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas keragamannya, yang membuat dalam segala hal menjadi lebih mudah.
4. Di tingkat Sekolah Menengah Umum (SLTA) nantinya hanya anak-anak yang gemar membaca dan mempunyai ketrampilan bahasa yang dapat unggul dan menonjol dalam setiap bidang.
5. Kemampuan baca yang istimewa dan terlatih kemungkinan besar dapat mengatasi rasa tidak percaya diri anak terhadap kemampuan akademik mereka. Karena mereka akan mampu menyelesaikan pekerjaan sekolah hanya dengan menyediakan waktu dan sedikit energi emosional mereka dan juga sebaliknya.
6. Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak
7. Membaca dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih sayang. Membaca menjadi sarana untuk membawa anak-anak ke dalam ribuan pola kehidupan yang berbeda yang akan membuat mereka dapat memahami kehidupan ini dengan segala menyeluruh,
8. Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan. Betapapun dunia tempat tinggal anak yang luasnya terbatas, tetapi dengan membaca mereka dapat pergi kemana pun dan memimpikan apapun.
9. Anak-anak yang gemar membaca mampu mengembangkan pola berfikir kreatif dalam diri mereka. Mereka tidak hanya mendengar informasi, akan tetapi, juga belajar untuk mengikuti argumen-argumen yang kaya dan mengikuti alur pemikiran yang beragam.
10. Kecintaan membaca adalah salah satu kebehagiaan utama dalam hidup.
C. Minat Baca Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Salah satu dari bukti bahwa kegiatan membaca merupakan hal penting adalah apa yang tersurat dalam surat Al-Alaq ayat 1:
Artinya: “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”
Dari pesan ayat tersebut, dapat difahami bahwa aktifitas membaca mendapatkan nilai tinggi dan posisi terhormat dalam bidang agama. Dengan membaca berarti seseorang dapat mensyukuri anugerah akal fikiran dan penglihatan yang dikaruniakan kepadanya. Mensyukuri nikmat akal fikiran berarti seseorang harus menggunakan akal fikiran tersebut untuk hal-hal yang positif, seperti: berfikir, belajar merenungkan sesuatu yang mengembangkan kemampuan kecerdasan dari akal fikiran itu. Sedangkan membaca adalah sarana dari segala proses aktifitas kecerdasan tersebut.
Karena dengan membaca, seseorang dapat menerima atau memperoleh informasi, memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kecerdasan. Hanya dengan membaca pula, manusia dapat meningkatkan pengetahuannya. Dengan memiliki pengetahuan itu, manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Dengan ungkapan lain, membaca dapat mengubah kualitas manusia yang berkualitas rendah dapat diubah menjadi kualitas yang unggul, yang bodoh dapat diubah menjadi pintardan yang berwawasan sempit dapat diubah menjadi berwawasan luas.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka dapat dipisahkan dari aspek pengembangan minat baca. Karena sumber daya manusia yang baik dan berkualitas bersumber pada insan-insan yang gemar membaca.
D. Mengapa Pengembangan Minat Baca Mesti Berpengaruh Terhadap Kualitas SDM?
Pertanyaan ini dapat dijelaskan dengan akal fikiran berikut ini: sebagaimana kita ketahui, factor-faktor yang diperlukan untuk menciptakan SDM berkualitas adalah:
1. Sehat; jasmani dan rohani
2. Profesional; cakap dan terampil sesuai profesinya
3. Wawasan luas; kaya akan pengetahuan, pandangan luas dan daya akan pengalaman, sehingga tidak akan berpendapat sempit
4. Motivasi tinggi; sehingga mencintai pekerjaannya
5. Mempunyai etika kerja; disiplin, tanggung jawab, jujur, loyal, serta mempunyai sopan santun.
Wawasan yang luas bukan hanya dipelukan untuk menciptakan SDM yang berkualitas, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang mempesona. Sebagaimana untuk menciptakan pribadi yang mempesona hatrus memenuhi faktor, yaitu Beauty, Brain dan Behavior.
Beauty dimaksudkan sebagai kecantikan yang bukan hanya dari luar, melainkan kecantikan yang juga dari dalam, kecantikan yang terpancar dari dalam batin. Sedangkan Brain di sini diartikan cerdas dan punya wawasan luas. Behavior dimaksudkan sebagai suatu kepribadian yang kuat dan selalu berfikir positif.
Dengan demikian jelaslah bahwa untuk mempunyai kepribadian yang mempesona, untuk menjadi SDM yang berkualitas bahkan untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan diperlukan unsur-unsur antara lain wawasan yang luas. Sedangkan wawaasan yang luas dapat dicapai dengan pendidikan dan banyak membaca.
Sedangkan dalam konteks global, persaingan bangsa dapat diketahui bahwa bangsa yang maju dan memenagkan persaingan global adalah bangsa yang memiliki SDM yang berkualitas sebagai hasil dari minat baca yang tinggi. Sebab kebanyakan dalam kendaraan umum dalam bis kota atau kereta api akan ditemukan orang-orang yang tetap membaca sekalipun dalam kondisi berkelanjutan dan pedesaan.
Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat minat dan kegemaran membaca orang-orang Jepang antara lain jumlah judul buku yang terbit dengan pola yang sangat tinggi pertahunnya. Misalnya pada tahun 1992, judul buku yang terbit tidak kurang dari 45.595 judul dengan tiras 1,4 miliar ekslempar. Sementara di Indonesia, jumlah judul buku yang terbit setiap tahunnya sekitar 5000 judul, dengan tiras rata-rata sebanyak 3000 ekslempar.
Contoh lain lagi adalah apa yang terjadi di negeri jiran Malaysia. Tingkat minat baca di negeri tetangga kita itu amat tinggi. Apalagi didukung oleh kepedulian penuh pemerintah Malaysia dalam meningkatkan SDM. Tidak aneh apabila Malaysia berani memploklamirkan diri sebagai salah satu Negara ASEAN yang memiliki SDM paling berkualitas di kawasan ini.
Data statistik tahun 1996 menyebutkan bahwa dalam 10 tahun terkhir ini Indonesia baru meneritkan 2.500 judul buku. Sementara di Malaysia penduduknya sepersepuluh dari Negara kita sudah memproduksi 9.600 buku.
Karena banyak cara yang dilakukan masyarakat Malaysia untuk menggerakkan warganya agar gemar membaca. Meskipun melalui media TV, radio, buku, surat kabar, majalah, bulletin, brosur yang relevan. Malaysia mempunyai lima prinsip untuk meningkatkan minat baca yaitu: knowledge minded (cinta pengetahuan), innovating minded (cinta perubahan), reflektif, kreatif dan proaktif.
Satu hal lagi yang patut dicatat dari Malaysia adalah tingkat keseriusandan profesinalisme dalam mengelola perpustakaan, karena dengan kerja keras kita akan mendapat hasil yang maksimal dan memuaskan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan minat baca terbukti menjadi kebutuhan yang khusus untuk menciptakan dan meningkatkan sumber daya manusia. Dalam skala mikro (sekolah), minat baca memiliki andil besar terhadap upaya peningkatan mutu suatu lembaga pendidikan, bahkan dapat menutupi kelemahan-kelemahan yang dimiliki lembaga tersebut.
B. Saran
Untuk memulai mengambangkan minat baca bagi remaja adalah membaca dari berbagai komik-komik yang lebih singkat. Sehingga lama-kelamaaan kita akan ketergantungan untuk selalu membaca. Maka dari itu, kita sebagai pelajar, tanamkan minat baca mulai sekarang, sebab membaca sebagai penunjang untuk mencapai tujuan yang ada di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
-http://id.wikipedia.org/wiki/minat_baca
-http://muslich-m.blogspot.com/2008/04/mengembangkan-minat-baca-bagi-remaja.html
Makalah MAJAS dan PERIBAHASA
MAKALAH
MAJAS DAN PERIBAHASA
Diajukan guna memenuhi tugas akhir
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Guru Pengampu: Sri Hastuti, S.Pd
Disusun Oleh:
Nama : UMI KHOLIFAH
Jurusan : IPS
MADRASAH ALIYAH MISBAHUL ULUM
PASUCEN-TRANGKIL-PATI
TAHUN 2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaiku Wr. Wb
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam tercurah untuk baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan untuk umat seluruh alam.
Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang sangat sederhana ini, sebagai pemenuhan ujian praktek Bahasa Indonesia.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ali Imron, S.Ag, selaku Ketua Yayasan Al-Istiqomah,
2. Bapak Ahmad Sufahadi, S.Pd.I. selaku Kepala Madrasah Aliyah Misbahul Ulum,
3. Ibu Sri Hastuti, S.Pd, Selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MA Misbahul Ulum,
4. Segenap Guru dan Karyawan Misbahul Ulum yang telah mengarahkan dalam penyelesaian makalah ini,
5. Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas semua bantuannya.
Segala daya dan upaya penulis lakukan untuk menyusun makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, serta kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan langkah penulis kedepan.
Sekian, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pasucen, 5 Februari 2011
Penyusun
ZULI ANIZAH
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengerian Majas 3
B. Macam-Macam Majas 3
1. Majas Perbandingan 3
2. Majas Pertentangan 4
3. Majas Pertautan 5
4. Majas Perulangan 6
C. Makna Majas 7
D. Memahami Majas 8
E. Menggunakan Peribahasa 8
1. Pepatah 9
2. Perumpamaan 9
3. Ungkapan 9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang majas dan peribahasa. karena majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang dipakai, majas merupakan bentuk sebuah ungkapan perasaan dari pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa. Disamping itu kita juga perlu memahami tentang majas, karena majas itu pemahaman, misalnya mencari majas personifikasi sebuah kalimat yang aneh terdengar. Karena majas ini, terjadi pergeseran makna yang dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas penginsanan. Di samping majas personifikasi , kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan,pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain.
B. Rumusan Makalah
Sebelum menerangkan tentang masalah majas dan peribahasa lebih lanjut, kita harus mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Majas itu?
2. Ada berapakah jenis majas itu?
3. Perubahan-perubahan makna apa sajakah yang terdapat dalam majas?
4. Apakah peribahaasa itu?
5. Terdiri dari berapakah peribahasa itu?
C. Tujuan
Maksud utama disusunnya makalah ini adalah guna memenuhi tugas bahasa Indonesia. Adapun tujuannya adalah:
1. Memahami tentang majas.
2. Belajar mengetahui tentang majas.
3. Memahami tentang peribahasa, pepatah, perumpamaan dan pemeo.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Majas
Majalah adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas sering disebut gaya bahasa.
B. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi
1. Majas Perbadingan
a. Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan banda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Contoh:
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jum’at pahing.
- Awan menari-nari di angkasa.
b. Perumpamaan/Simik
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai, bagaikan, seperti, ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya. Contoh:
Perhatika puisi berikut!
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
(dari padamu jua, karya Amir Hamzah)
c. Metafora
Adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Bedanya dengan simile, metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding. Contoh:
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
(dari AKU, karya Chairil Anwar)
d. Alegori
Adalah majas yang mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh. Contoh:
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksami mengarang
Biarpun ia diabaika orang
Seroja kembang gemilang mulia
(Sanusi Pane)
Dalam puisi teratai, penyair menyimbolkan Ki Hajar Dewantara dengan kuntum bunga teratai dengan maksud untuk menautkan ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita tokoh pendidikan tersebut.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan antara lain meliputi: hiperbola, litotes, ironi, dan paradoks.
a. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan berlebih-lebihan dengan maksud untuk mempertebal, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh:
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(dari DOA, Chairil Anwar)
b. Litotes
adalah majas yang mengurangi, mengecil-kecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri. Contoh:
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
c. Ironi
adalah majas yang menyatakan makna pertentangan dengan maksud untuk menyindir atau mengolok-olok. Contoh:
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.
d. Paradoks
adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh:
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia berbaring, tetapi bukan tidur sayang
(dari Pahlawan Tidak Dikenal, karya Toko Sudarto Bachtiar)
3. Majas Pertautan
Majas pertautan antara lain meliputi: metonimia, sinekdoke, alusia, dan ellipsis.
a. Metonimia
adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapae menyebut pencipa atau buatannya.bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud. Contoh:
- Dikebun binatang mereka terus berkodak. (berkodak: berfoto, ditautkan dengan nama salah satu merek kamera)
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam:
1) Pars protato, yaitu majas yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan. Contoh:
- dari jauh sudah terlihat batang hidungnya.
- dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung hidupnya
2) Totem Proparto, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud adalah sebagian. Contoh:
- Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis di Korea.
- Kampungku berpartisipasi dalam lomba voli tingkat kecamatan.
c. Alusia
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama. Contoh:
- Orang-orang ingin kembali memandangnya
(dari Pahlawan Tak Dikenal, karya Toto Sudarto Bachtiar)
d. Ellipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat. Contoh:
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musium Perjuangan, karya Taufiq Ismail).
4. Majas Perulangan
Majas perulangan meliputi: aliterasi, antana klasis, repetisi, paralesisme, dan kiasmus.
a. Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. Contoh:
Dengarkanlah dendang durjana
Lelaki tua putra Madura
(dari lagu Nelayan Selat Madura, karya Djawastin Hasugian)
b. Antana Klasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
Dan kegelapan,rimba sepi kejadian
(dari MIMPI, karya Abdul Hadi WM)
c. Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam baris yang sama. Contoh:
Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak berkawan.
(dari Dibawa Gelombang, karya Sanusi Pane)
d. Paralerisme
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda. Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapas
e. Kiasmus
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi. Contoh:
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya siang.
(dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)
C. Makna Majas
Di dalam bahasa Indonesia banyak terdapat perubahan-perubahan makna. Perubahan-perubahan itu antara lain:
1. Widereng, yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih luas dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
- Ibu, ibu yang dahulu sudah menikah, berlayar
2. Naureng (penyempitan), yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Madrasah Sekolah Agama
3. Ameliorasi, yaitu perubahan makna sekarang lebih baik (halus) dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Nelayan Pramuniaga
Pembantu Pramunisma
4. Peoratif, yaitu perubahan makna yang sekarang lebih rendah dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu : hamil, sekarang: Bunting
5. Senestesia, yaitu perubahan makna yang menjadi akibat pertukaran dua indra yang berbeda.
Contoh: mulut hati, menyakitkan.
D. Memahami Majas
1. Majas Personifikasi
Sebuah kalimat yang aneh terdengar dalam wacana di atas, yaitu, Krakatau Steel berteriak. Di sini terjadi pergeseran makna kata berteriak, berteriak dalam kalimat ini bukan mengeluarkan suara seperti manusia, berteriak. Tetapi berteriak dalam arti meminta perhatian semua pihak. Pergeseran makna seperti itu dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas personifikasi atau majas penginsanan.
2. Majas Metafora
Di samping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan, pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain. Misalnya: “terjadi perang karya”. ‘Perang’ itu merupakan pertentangan perlawanan yang sangat kat. Jadi ‘perang karya’ merupakan metafora.
E. Menggunakan Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa terbagi dalam tiga jenis, yakni pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Jadi, dalam hal ini ungkapan merupakan bagian dari peribahasa.
1. Pepatah
Adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran. Contoh:
- Datang tanpak muka perhi tampak punggung
(artinya: hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang maupun pergi)
- Sepala-pala mandi biar basah
(artinya: mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan separu-separuh)
2. Perumpamaan
Adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa perbandingan. Ciri utama perumpamaan adanya kata-kata: sebagai, bagai, laksana, bak, seumpama, umpama, atau sejenisnya. Contoh:
- Bagai air di daun talas, dikiaskan kepada orang-orang yang tidak tetap hatinya atau pendiriannya, mudah berubah pendiriannya.
- Bagai membendarkan diri ke bukit, artinya: mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
3. Ungkapan
Adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan maksud dengan arti kata kiasan. Seperti: melihat bulan, datang bulan, bulan madu, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah dibahas pada bab kedua, dapat disimpulkan bahwa
1. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas dalam bentuk tulisan atau lisan. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.
2. Jenis-jenis majas dibagi menjadi menjadi 4, yaitu:
a. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingskan sesuatu dengan yang lain. Antara lain: personifikasi, simik, metafora, dan alegori.
b. Majas pertentangan, antara lain: hiperbola, litotes, ironi, dan oksimarom.
c. Majas pertautan, antara lain: metonemia, sinekdoke, alusia, eufimisme, ellipsis, dan inversi.
d. Majas perulangan, antara lain: aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan paralelisme.
3. Di dalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat perubahan-perubahan makna, perubahan-perubahan makna antara lain: widereng, naureng (penyempitan), ameliorasi, peoratif, dan sinestesis.
4. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ada tiga jenis,yaitu: pepatah, perumpamaan, dan ungkapan.
5. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan, yaitu membandingkan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-oleh, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpamanya.
B. Saran
majas merupakan bahasa yang kias. sebagai mana telah banyak diketahui penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. jadi, selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami betulapa itu majas dan makna majas itu sendiri. oleh karena itu majas perlu juga pemahaman-pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten: Viva Pakarindo
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai Pustaka
sumber lain:
http://titiekindonesia.blogspot.com/2009/04/majas-dan-peribahasa.html
MAJAS DAN PERIBAHASA
Diajukan guna memenuhi tugas akhir
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Guru Pengampu: Sri Hastuti, S.Pd
Disusun Oleh:
Nama : UMI KHOLIFAH
Jurusan : IPS
MADRASAH ALIYAH MISBAHUL ULUM
PASUCEN-TRANGKIL-PATI
TAHUN 2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaiku Wr. Wb
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam tercurah untuk baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan untuk umat seluruh alam.
Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang sangat sederhana ini, sebagai pemenuhan ujian praktek Bahasa Indonesia.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ali Imron, S.Ag, selaku Ketua Yayasan Al-Istiqomah,
2. Bapak Ahmad Sufahadi, S.Pd.I. selaku Kepala Madrasah Aliyah Misbahul Ulum,
3. Ibu Sri Hastuti, S.Pd, Selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MA Misbahul Ulum,
4. Segenap Guru dan Karyawan Misbahul Ulum yang telah mengarahkan dalam penyelesaian makalah ini,
5. Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas semua bantuannya.
Segala daya dan upaya penulis lakukan untuk menyusun makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, serta kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan langkah penulis kedepan.
Sekian, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pasucen, 5 Februari 2011
Penyusun
ZULI ANIZAH
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengerian Majas 3
B. Macam-Macam Majas 3
1. Majas Perbandingan 3
2. Majas Pertentangan 4
3. Majas Pertautan 5
4. Majas Perulangan 6
C. Makna Majas 7
D. Memahami Majas 8
E. Menggunakan Peribahasa 8
1. Pepatah 9
2. Perumpamaan 9
3. Ungkapan 9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang majas dan peribahasa. karena majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang dipakai, majas merupakan bentuk sebuah ungkapan perasaan dari pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa. Disamping itu kita juga perlu memahami tentang majas, karena majas itu pemahaman, misalnya mencari majas personifikasi sebuah kalimat yang aneh terdengar. Karena majas ini, terjadi pergeseran makna yang dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas penginsanan. Di samping majas personifikasi , kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan,pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain.
B. Rumusan Makalah
Sebelum menerangkan tentang masalah majas dan peribahasa lebih lanjut, kita harus mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Majas itu?
2. Ada berapakah jenis majas itu?
3. Perubahan-perubahan makna apa sajakah yang terdapat dalam majas?
4. Apakah peribahaasa itu?
5. Terdiri dari berapakah peribahasa itu?
C. Tujuan
Maksud utama disusunnya makalah ini adalah guna memenuhi tugas bahasa Indonesia. Adapun tujuannya adalah:
1. Memahami tentang majas.
2. Belajar mengetahui tentang majas.
3. Memahami tentang peribahasa, pepatah, perumpamaan dan pemeo.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Majas
Majalah adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas sering disebut gaya bahasa.
B. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi
1. Majas Perbadingan
a. Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan banda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Contoh:
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jum’at pahing.
- Awan menari-nari di angkasa.
b. Perumpamaan/Simik
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai, bagaikan, seperti, ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya. Contoh:
Perhatika puisi berikut!
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
(dari padamu jua, karya Amir Hamzah)
c. Metafora
Adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Bedanya dengan simile, metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding. Contoh:
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
(dari AKU, karya Chairil Anwar)
d. Alegori
Adalah majas yang mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh. Contoh:
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksami mengarang
Biarpun ia diabaika orang
Seroja kembang gemilang mulia
(Sanusi Pane)
Dalam puisi teratai, penyair menyimbolkan Ki Hajar Dewantara dengan kuntum bunga teratai dengan maksud untuk menautkan ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita tokoh pendidikan tersebut.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan antara lain meliputi: hiperbola, litotes, ironi, dan paradoks.
a. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan berlebih-lebihan dengan maksud untuk mempertebal, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh:
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(dari DOA, Chairil Anwar)
b. Litotes
adalah majas yang mengurangi, mengecil-kecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri. Contoh:
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
c. Ironi
adalah majas yang menyatakan makna pertentangan dengan maksud untuk menyindir atau mengolok-olok. Contoh:
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.
d. Paradoks
adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh:
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia berbaring, tetapi bukan tidur sayang
(dari Pahlawan Tidak Dikenal, karya Toko Sudarto Bachtiar)
3. Majas Pertautan
Majas pertautan antara lain meliputi: metonimia, sinekdoke, alusia, dan ellipsis.
a. Metonimia
adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapae menyebut pencipa atau buatannya.bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud. Contoh:
- Dikebun binatang mereka terus berkodak. (berkodak: berfoto, ditautkan dengan nama salah satu merek kamera)
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam:
1) Pars protato, yaitu majas yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan. Contoh:
- dari jauh sudah terlihat batang hidungnya.
- dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung hidupnya
2) Totem Proparto, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud adalah sebagian. Contoh:
- Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis di Korea.
- Kampungku berpartisipasi dalam lomba voli tingkat kecamatan.
c. Alusia
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama. Contoh:
- Orang-orang ingin kembali memandangnya
(dari Pahlawan Tak Dikenal, karya Toto Sudarto Bachtiar)
d. Ellipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat. Contoh:
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musium Perjuangan, karya Taufiq Ismail).
4. Majas Perulangan
Majas perulangan meliputi: aliterasi, antana klasis, repetisi, paralesisme, dan kiasmus.
a. Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. Contoh:
Dengarkanlah dendang durjana
Lelaki tua putra Madura
(dari lagu Nelayan Selat Madura, karya Djawastin Hasugian)
b. Antana Klasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
Dan kegelapan,rimba sepi kejadian
(dari MIMPI, karya Abdul Hadi WM)
c. Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam baris yang sama. Contoh:
Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak berkawan.
(dari Dibawa Gelombang, karya Sanusi Pane)
d. Paralerisme
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda. Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapas
e. Kiasmus
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi. Contoh:
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya siang.
(dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)
C. Makna Majas
Di dalam bahasa Indonesia banyak terdapat perubahan-perubahan makna. Perubahan-perubahan itu antara lain:
1. Widereng, yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih luas dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
- Ibu, ibu yang dahulu sudah menikah, berlayar
2. Naureng (penyempitan), yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Madrasah Sekolah Agama
3. Ameliorasi, yaitu perubahan makna sekarang lebih baik (halus) dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Nelayan Pramuniaga
Pembantu Pramunisma
4. Peoratif, yaitu perubahan makna yang sekarang lebih rendah dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu : hamil, sekarang: Bunting
5. Senestesia, yaitu perubahan makna yang menjadi akibat pertukaran dua indra yang berbeda.
Contoh: mulut hati, menyakitkan.
D. Memahami Majas
1. Majas Personifikasi
Sebuah kalimat yang aneh terdengar dalam wacana di atas, yaitu, Krakatau Steel berteriak. Di sini terjadi pergeseran makna kata berteriak, berteriak dalam kalimat ini bukan mengeluarkan suara seperti manusia, berteriak. Tetapi berteriak dalam arti meminta perhatian semua pihak. Pergeseran makna seperti itu dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas personifikasi atau majas penginsanan.
2. Majas Metafora
Di samping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan, pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain. Misalnya: “terjadi perang karya”. ‘Perang’ itu merupakan pertentangan perlawanan yang sangat kat. Jadi ‘perang karya’ merupakan metafora.
E. Menggunakan Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa terbagi dalam tiga jenis, yakni pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Jadi, dalam hal ini ungkapan merupakan bagian dari peribahasa.
1. Pepatah
Adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran. Contoh:
- Datang tanpak muka perhi tampak punggung
(artinya: hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang maupun pergi)
- Sepala-pala mandi biar basah
(artinya: mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan separu-separuh)
2. Perumpamaan
Adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa perbandingan. Ciri utama perumpamaan adanya kata-kata: sebagai, bagai, laksana, bak, seumpama, umpama, atau sejenisnya. Contoh:
- Bagai air di daun talas, dikiaskan kepada orang-orang yang tidak tetap hatinya atau pendiriannya, mudah berubah pendiriannya.
- Bagai membendarkan diri ke bukit, artinya: mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
3. Ungkapan
Adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan maksud dengan arti kata kiasan. Seperti: melihat bulan, datang bulan, bulan madu, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah dibahas pada bab kedua, dapat disimpulkan bahwa
1. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas dalam bentuk tulisan atau lisan. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.
2. Jenis-jenis majas dibagi menjadi menjadi 4, yaitu:
a. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingskan sesuatu dengan yang lain. Antara lain: personifikasi, simik, metafora, dan alegori.
b. Majas pertentangan, antara lain: hiperbola, litotes, ironi, dan oksimarom.
c. Majas pertautan, antara lain: metonemia, sinekdoke, alusia, eufimisme, ellipsis, dan inversi.
d. Majas perulangan, antara lain: aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan paralelisme.
3. Di dalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat perubahan-perubahan makna, perubahan-perubahan makna antara lain: widereng, naureng (penyempitan), ameliorasi, peoratif, dan sinestesis.
4. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ada tiga jenis,yaitu: pepatah, perumpamaan, dan ungkapan.
5. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan, yaitu membandingkan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-oleh, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpamanya.
B. Saran
majas merupakan bahasa yang kias. sebagai mana telah banyak diketahui penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. jadi, selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami betulapa itu majas dan makna majas itu sendiri. oleh karena itu majas perlu juga pemahaman-pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten: Viva Pakarindo
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai Pustaka
sumber lain:
http://titiekindonesia.blogspot.com/2009/04/majas-dan-peribahasa.html
Subscribe to:
Posts (Atom)